√ Pengembangan Kurikulum Berbasis Interelasi Pendidikan Agama Islam Dan Mata Pelajaran Kejuruan Di Smk Muhammadiyah 2 Kota Malang




Pengembangan kurikulum berbasis interelasi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Mata Pelajaran Kejuruan (MPK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dilakukan sebab terkait bahwa, siswa tamatan Sekolah Menengah kejuruan dipersiapkan untuk terjun dalam dunia perjuangan maupun industri. Untuk itu selain menguasai pengetahuan dan keterampilan yang bekerjasama dengan profesi keahliannya, juga harus dibekali dengan nilai-nilai pedoman agama yang terkait dengan profesi atau pekerjaan yang digelutinya. Selain itu didasarkan pada kenyataan bahwa, pelaksanaan pembelajaran PAI di Sekolah Menengah kejuruan selama ini menemukan aneka macam hambatan internal sehingga berimbas pada korelasi antara PAI dan MPK yang terkesan bersifat menyendiri dan kurang adanya interaksi. Melalui upaya pengembangan ini diperlukan adanya kerjasama antara guru PAI dan guru MPK dalam merumuskan materi interelasi, serta membangun pemahaman yang sama akan tanggung jawab dalam training PAI di sekolah.

Penelitian ini bertujuan menghasilkan produk pengembangan berbasis interelasi yang sanggup dipakai di SMK. Ada tiga hal yang menjadi fokus penelitian pengembangan ini, yaitu (1) proses pengembangan kurikulum berbasis interelasi Pendidikan Agama Islam dan mata pelajaran kejuruan di Sekolah Menengah kejuruan Muhammadiyah 2 Kota Malang, (2) aspek-aspek yang dikembangkan dalam interelasi Pendidikan Agama Islam dan mata pelajaran kejuruan di Sekolah Menengah kejuruan Muhammadiyah 2 Malang, (3) jawaban pengguna hasil pengembangan kurikulum berbasis interelasi Pendidikan Agama Islam dan mata pelajaran kejuruan di Sekolah Menengah kejuruan Muhammadiyah Malang.

Jenis penelitian yang sesuai dengan kajian yang dilakukan ialah penelitian pengembangan. Model dan mekanisme pengembangan yang dirujuk dan dipakai ialah model Dick & Carey. Model ini dipakai secara khusus dalam pengembangan materi didik PAI berbasis interelasi. Model ini terdiri dari 10 langkah, namun dalam pengembangan ini hanya dilakukan hingga pada 9 langkah, sebab keterbatasan waktu. Langkah-langkah tersebut adalah: (1) identifikasi tujuan pembelajaran, (2) analisis pembelajaran, (3) identifikasi sikap awal dan karakteristik pebelajar, (4) merumuskan tujuan pembelajaran, (5) membuatkan butir-butir tes, (6) membuatkan taktik pembelajaran, (7) menentukan dan membuatkan materi, (8) melaksanakan penilaian formatif, dan (9) merevisi pembelajaran. Alasan pemilihan model ini sebab sifatnya yang sistimatis dan prosedural dan berurutan sebab berisi konsep serta langkah-langkah dalam membuatkan kurikulum.

Beberapa hasil penelitian mengatakan bahwa pengembangan materi didik dengan memakai model Dick & Carey sanggup meningkatkan hasil belajar.

Penelitian pengembangan ini telah menghasilkan 5 produk pengembangan yaitu, kurikulum berbasis interelasi, silabus berbasis interelasi, materi didik berbasis interelasi, serta panduan guru dan panduan siswa. Setelah melalui tahap penyusunan produk pengembangan, dilakukan uji validasi produk dan uji coba lapangan. Tahapan uji validasi dilakukan oleh mahir isi Pendidikan Agama Islam dan mahir desain dan media pembelajaran. Tahapan uji coba lapangan dilakukan kepada pengguna produk yakni, wakil kepala sekolah kurikulum, guru PAI atau Al-Islam dan siswa Sekolah Menengah kejuruan Muhammadiyah 2 Kota Malang kelas X semester II sebannyak 27 orang. Data hasil uji validasi dan uji coba lapangan kemudian dianalisis dengan memakai rumus persentase dan uji t-tes.

Berdasarkan hasil analisis final dari kumpulan seluruh data penilaian uji ahli, uji coba perorangan dan uji lapangan mengatakan bahwa kualifikasi dari setiap produk pengembangan adalah: (1) kurikulum berbasis interelasi mengatakan pada kategori sangat baik dengan persentase 96.63 % , (2) untuk silabus berbasis interelasi berada pada kategori sangat baik dengan persentase 86,69 %, (3) materi didik berbasis interelasi berada pada kategori sangat baik dengan persentase 89,13 % , (4) untuk panduan guru berada pada kategori sangat baik dengan persentase 94,73 % ,dan (5) panduan siswa berada pada kategori sangat baik dengan persentase 88,26 %. Secara keseluruhan menurut hasil penilaian mahir dan uji coba perorangan maupun uji coba lapangan mengatakan bahwa, kelima produk tersebut berada pada level kategori sangat baik.

Hasil uji coba lapang wacana jawaban pengguna terhadap baha didik PAI berbasis interelasi dari siswa menerima rerata persentase sebesar 85,81 %, berada pada kategori sangat baik. Sedangkan data jawaban guru terhadap materi didik menerima rerata 97,11 %, berada pada kategori sangat baik. Pada uji coba Skenario Pembelajaran (SP) 1 diperoleh skor penilaian 2,54 berada pada kategori kurang baik, namun sehabis melalui perbaikan, maka pada SP 2 memperoleh skor penilaian 4,48 yang berada pada kategori baik dan rata-rata skor keterlaksanaan SP mencapai angka 4,18 dengan kategori baik. Adapun hasil pengamatan terhadap acara siswa yang terkait dengan mengemukakan ide, menanggapi pendapat teman, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan sikap yang tidak relevan. Hasil pengamatan uji coba pertama mengatakan bahwa siswa lebih banyak mengajukan pertanyaan dengan persetase 31,98 %. Sedangkan pada uji coba kedua siswa lebih banyak mengemukakan wangsit dengan persentase rata-rata 31,98 %. Adapun hasil final melalui tes formatif pada hasil pretes diketahui bahwa dari 27 siswa yang terpilih dalam uji coba tersebut rata-rata hasil yang diperolehnya mencapai 62.22 %. Dari 27 siswa terdapat 7 siswa yang gagal mencapai angka kelulusan dengan nilai 60. Sedangkan hasil final dari pelaksanaan postes mengatakan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa ialah 83,11 % dengan tingkat kelulusan 100 %.

Berdasarkan hasil penilaian mengatakan bahwa seluruh produk pengembangan mempunyai kategori sangat baik, dan khusus materi didik PAI berbasis interelasi mempunyai tingkat kefektifan, efisiensi, dan kemenarikan yang sangat tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pengguna, disamping itu sanggup meningkatkan perolehan hasil berguru yang lebih baik. Dari hasil final penilaian mahir isi, mahir desain dan para pengguna yang selanjutnya telah dilakukan perbaikan secara langsung, maka produk pengembangan ini sanggup didesiminasikan atau digunakan.



0 Response to "√ Pengembangan Kurikulum Berbasis Interelasi Pendidikan Agama Islam Dan Mata Pelajaran Kejuruan Di Smk Muhammadiyah 2 Kota Malang"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel