√ Training Keagamaan Ibu Rumah Tangga Dalam Peningkatan Pengalaman Agama Islam


PROPOSAL SKRIPSI

NAMA                      :
NIM                          :
JURUSAN/PRODI  :
JUDUL                     :

--------------------------------
199 229
TARBIYAH/PAI


A.    Latar Belakang

Agama yaitu aturan-aturan dari Tuhan Yang Maha Esa, petunjuk kepada insan semoga sanggup selamat dan sejahtera/bahagia hidupnya di dunia dan alam abadi dengan petunjuk serta teladan-teladan Nabi beserta kitabnya.[1]
Apabila kita telah menentukan suatu agama sebagai anutan, kita berkewajiban untuk melakukan pedoman dari perintah-perintah agama itu dan supaya benar maka kita harus mengetahui terlebih dahulu apa-apa yang dikehendaki untuk dijalankan dan harus mempelajari bagaimana cara melakukan perintah-perintah agama tersebut.
Dalam hal ini pelaksanaan ajaran-ajaran agama, setiap pemeluk agama Islam dibutuhkan sanggup melakukan atau mengamalkan ajaran-ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari ibarat adanya kewajiban untuk menjalankan ibadah sholat, puasa, zakat, haji. Dan memang bagi umat Islam seluruh kehidupannya untuk beribadah kepada Allah.



Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an yaitu :
قل إن الصلا تى ونسكى ومحياي ومماتى لله رب العالمين           (الأ نعام : 162)
Artinya : Katakanlah, bekerjsama sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku yaitu untuk Tuhan yang menguasai seluruh alam.[2]

Hal ini sesuai tujuan diciptakannya insan yang merupakan tujuan pokok dalam pendidikan agama Islam, insan itu diciptakan tak lain  hanyalah untuk beribadah/mengadbi kepada Allah. Sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an surat Adz Dzariyat ayat 56 yang berbunyi :
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
Artinya : “Dan tidak Aku ciptakan jin dan insan itu kecuali hanyalah untuk beribadah kepada-Ku”.[3]

Mengingat pentingnya peranan agama tersebut maka agama perlu diketahui, digali, dipahami serta diamalkan oleh setiap pemeluk agama. Dalam hal ini khususnya pemeluk agama Islam, sehingga nantinya akan benar-benar menjadi milik dan kepribadian dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu perjuangan untuk mencapai hal tersebut dengan melalui pendidikan yaitu pendidikan agama Islam.
Melalui pendidikan insan disuruh untuk berfikir, menggunakan nalar sesuai dengan fungsinya guna mencapai pengetahuan yang benar. Selain itu Allah telah menugaskan Rasulullah untuk mengajarkan ilmu kepada umat insan dan berkewajiban mencari ilmu pengetahuan sebagai modal hidup dan kehidupannya. Rasulullah bersabda :


أطلب العلم من المهد إلى اللحد
Artinya : “Tuntutlah ilmu pengetahuan itu semenjak dari buaian hingga ke liang lahat”.[4]

Dengan demikian pendidikan tidak hanya ditujukan pada anak-anak, akan tetapi orang cukup umur juga berhak mendapat pendidikan, berdasarkan Siti Laswati yaitu bahwa dalam usia cukup umur biasanya orang sudah bersikap tenang, jangkauannya panjang penuh pertimbangan, namun begutu tidak berarti tidak perlu pembinaan, karena insan itu memiliki sifat pelupa, khilaf dan sebagainya.[5]
Dalam masyarakat Islam pengajian merupakan forum pendidikan non formal yang paling banyak ditemukan dan tersebar dimana-mana. Dan apabila acara yang diadakan dijalur pendidikan non formal tersebut diikuti oleh orang cukup umur maka disebut pendidikan masyarakat, dilingkungan agama Islam sanggup diartikan “pembinaan umat”.[6]
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa pendidikan yang pertama diperoleh anak yaitu dari ibu yang dilaksanakan dalam keluarga. Dalam hal ini tentunya tanggung jawab anak lebih diutamakan pada ibu, karena ibulah yang merawatnya semenjak kecil dan lebih banyak bahu-membahu dibandingkan seorang bapak yang lebih banyak keluar rumah untuk mencari nafkah.
Dilihat secara biologis antara ibu dan anak terdapat kekerabatan pribadi dan sangat erat. Oleh karena itu seorang ibu rumah tangga muslim harus bisa mendidik dan membimbing anak-anaknya semoga kelak sanggup menjadi insan yang berkepribadian muslim dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Ibu sebagai fondasi pertama dalam membangun kebahagiaan rumah tangga. Ia sebagai tiang agama. Apabila ia baik maka akan sepakat negara itu, sebaliknya kalau ia rusak maka rusaklah pulalah negara itu. Dengan demikian seorang ibu dalam keluarga selain sebagai ibu rumah tangga juga menentukan perkembangan anak.
Pendidikan dalam keluarga umumnya dilakukan dengan lelalui proses keteladanan/pemberian contoh. Hal ini disebabkan karena pendidikan dalam keluarga itu bersifat pribadi yaitu dalam pergaulan antara orang renta sebagai pendidik dengan anak sebagai terdidik.
Sehubungan dengan pendidikan Islam dalam keluarga bagi anak, maka orang harus sanggup menjadi teladan terutama dalam pengamalan ajaran-ajaran agama Islam. Hal ini dikarenakan pada masa belum dewasa bukanlah berfikir secara logis, akan tetapi anak akan banyak menjiplak dari apa yang ia lihat.
Mengingat begitu pentingnya peranan ibu dalam pendidikan anak dalam keluarga sebagaimana tersebut di atas maka seorang ibu harus bisa melaksanakan/mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan benar.
Oleh karena itu perlu adanya suatu pelatihan agama islam bagi ibu rumah tangga semoga sanggup mengamalkan pedoman agama Islam dengan baik dan benar.
Di Gringging yang lebih banyak didominasi penduduknya meragama Islam banyak adanya acara berguru keagamaan mulai yang di selenggarakan untuk anak-anak, remaja, hingga pada acara keagamaan yang diselenggarakan untuk orang tua. Untuk anak diadakan TPA, untuk remaja diadakan kelompok remaja ibarat yasinan dan untuk orang renta ada dua kelompok yaitu pengajian bagi kaum bapak dan pengajian muslimat untuk kaum ibu. Pengajian muslimat diselenggarakan pada hari Jum’at sore, Sabtu malam dan malam Jum’at untuk bapak dan ibu.
Dengan adanya kelompok pengajian tersebut dibutuhkan sanggup menjadi daerah pelatihan keagamaan bagi ibu rumah tangga, sehingga dibutuhkan sanggup meningkatkan pengmalan agama Islam dan sanggup menumbuhkan kepribadian muslim.
Bertolak dari pengamatan, sementara penulis dan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik dan ingin mengadakan penelitian ihwal pelatihan agama Islam bagi ibu rumah tangga yang dilaksanakan di Gringging dalam upaya meningkatkan pengamalan agama Islam.

B.     Penegasan Istilah

Untuk menjelaskan beberapa pokok bahasan serta menghindari kesalah pahaman arti/istilah yang ada dalam judul di atas, maka penulis akan memperjelas beberapa istilah yang dipandang perlu.
Adapun yang penulis anggap perlu untuk diberikan pengertiannya yaitu sebagai berikut :
1.      Pembinaan keagamaan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia bahwa pelatihan berarti usaha, tindakan dan acara yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.[7]
Pembinaan juga berarti suatu acara yang mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada, sesuai dengan yang diharapkan.[8]
Manurut hamka agama yaitu hasil kepercayaan dalam hati yaitu ibadah yang terbit karena sudah ada I’tikad lebih dahulu, berdasarkan dan patuh karena iman.[9] Sedangkan keagamaan berasal dari kata agama yang mendapat imbuhan ke dan akhiran an yang berarti perilaku yang bekerjasama dengan keagamaan.
Kaprikornus yang dimaksud pelatihan keagamaan yaitu suatu perjuangan yang diadakan untuk membina dalam arti memelihara, mempertahankan, memperbaiki dan mengadakan bimbingan untuk menyempurnakan perilaku keagamaan kaum ibu di Desa Gringging Dawe Kudus..
2.      Ibu rumah tangga yaitu perempuan yang mengatur banyak sekali macam pekerjaan rumah tangga, istri (ibu) yang hanya mengurusi banyak sekali pekerjaan di rumah tangga.[10]
3.      Dalam rangka peningkatan
Dalam rangka berarti rancangan, rencana, skema, kaitan, hubungan.[11] Peningkatan berarti proses perbuatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan). Kaprikornus artinya yaitu dalam rancangan/rencana bagaimana cara meningkatkan pengalaman agama bagi ibu-ibu rumah tangga.[12]
4.      Pengamalan agama Islam
Pengamalan agamberasal dari kata “amal” yang berarti berbuat (baik/buruk). Dan berdasarkan ketentuan Islam berarti perbuatan baik yang mendatangkan pahala. Adapun pengamalan berarti proses (perbuatan) cara mengamalkan, melaksanakan, penerapan.[13] Sedangkan agama Islam yaitu addin Allah yang diturunkan kepada rasulNya yang berupa perintah, larangan, dan petunjuk untuk kesejahteraan hidup insan di dunia dan akherat.[14]
Kaprikornus pengmalan agama Islam dalam judul ini yaitu suatu perbuatan untuk melakukan kewajiban yang berupa syari’at/ajaran agama Islam.
Syari’at agama Islam itu sangat luas dan banyak meliputi seluruh aturan/tatanan yang mengatur hidup umat insan di dunia dan alam abadi kelak. Namun dalam hal ini yang penulis teliti yaitu sebagian kecil saja dari syari’at Islam yaitu pengamalan agama Islam dalam menunaikan kewajiban sholat, zakat, puasa dan haji (sholat wajib).

C.    Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul dan latar belakang tersebut di atas, maka penulis kemukakan beberapa pokok problem dalam penelitian ini. Adapun rumusan problem tersebut yaitu :
1.      Bagaimanakah bentuk pelaksanaan pelatihan keagamaan bagi ibu rumah tangga di Gringging.
2.      Apakah tujuan, bahan dan metode yang dipakai dan disampaikan dalam pelatihan keagamaan bagi ibu rumah tangga di Gringging.
3.      Faktor apa sajakah yang menjadi pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pelatihan keagamaan bagi ibu rumah tangga di Gringging.
4.      Sejauh mana hasil yang dicapai dalam pelatihan keagamaan bagi ibu rumah tangga di Gringging.
Untuk mengetahui hasil yang dicapai disini penulis membatasi terhadap beberapa pedoman pokok agama islam yaitu ibadah sholat wajib, zakat, puasa dan haji.

D.    Alasan Pemilihan Judul

Alasan yang mendorong penulis untuk menentukan judul tersebut yaitu :
1.      Mengingat betapa pentingnya pelatihan keagamaan bagi umat Islam yang dibutuhkan sanggup meningkatkan pengamalan pedoman agama Islam. Masalah pelatihan agama Islam juga merupakan problem pendidikan agama Islam.
2.      Dalam pelatihan keagamaan ini khususnya bagi ibu rumah tangga sebagai pendidik yang berperan sangat penting dalam pendidikan keluarga di samping kiprah ayah.
3.      Oleh karena penulis mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) maka penulis merasa tertarik untuk memahami problem pelatihan keagamaan tersebut, semoga sanggup memperoleh pengetahuan dan sanggup membuatkan pemikiran dalam rangka pelatihan keagamaan yang juga merupakan kiprah dari pendidikan agama Islam.

E.     Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.      Tujuan Penelitian
Sesuai dengan problem yang telah dirumuskan di atas maka penulis bertujuan ingin :
a.       Mengetahui bentuk pelatihan keagamaan bagi ibu rumah tangga yang dilaksanakan di Gringging.
b.      Mengetahui tujuan, bahan dan metode yang dipakai dalam pelatihan keagamaan bagi ibu rumah tangga yang dilaksanakan di Gringging.
c.       Mengeathui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan dan pelatihan keagamaan bagi ibu rumah tangga yang dilaksanakan di Gringging.
d.      Mengetahui hasil yang dicapai dalam pelatihan keagamaan bagi ibu rumah tangga yang dilaksanakan di Gringging.

2.      Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dibutuhkan sanggup memberi manfaat sebagai berikut :
a.       Untuk menunjukkan informasi atau masukan gres terhadap pelatihan setempat khususnya dalam rangka pelatihan keagamaan bagi ibu rumah tangga dan pelatihan agama Islam pada umumnya.
b.      Untuk mencari jalan keluar dari hambatan-hambatan atau kelemahan yang ada dalam pelatihan keagamaan bagi ibu rumah tangga khususnya di Gringging.
c.       Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dalam bidang pelatihan keagamaan yang nantinya akan berkhasiat bagi penulis.

F.     Metode Penelitian

Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu :
1.      Metode Penentuan Subyek
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian yaitu pembina, pengurus dan ibu rumah tangga yang menjadi anggota pengajian agama Islam bagi ibu rumah tangga di Gringging. Adapun secara keseluruhan subyek penelitian berjumlah 134 orang.
Karena jumlah subyek penelitian lebih dari 100, maka penulis menggunakan tehnik sampling, yaitu dengan cara mengambil sejumlah individu dari populasi untuk dijadikan subyek penelitian.
Hal ini mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto bahwa “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya kalau jumlah subyeknya besar sanggup diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih”.[15]
Oleh karena jumlah subyek dalam penelitian ini lebih dari 100 (dalam jumlah besar), maka sampel yang diambil yaitu 50 % dari jumlah populasi yaitu 67 orang.
Sedangkan tehnik pengambilan sampel yang dipakai yaitu random sampling, artinya dari dalam pengambilan sampel peneliti memandang semua subyek yaitu sama. Dan setiap subyek diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Adapun di dalam penentuan sampel untuk random sampling ini dengan menggunakan cara undian.
2.      Metode Pengumpulan data
Ada beberapa macam metode pengumpulan data, namun tidak semuanya dipakai dalam penelitian ini. Adapun pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
a.       Metode angket
Metode angket yaitu metode yang berupa sejumlah pertanyaan yang dipakai untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan ihwal pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.[16] Metode ini juga disebut metode quesioner yaitu rangkaian seri pertanyaan yang secara logis bekerjasama dengan problem penelitian dan setiap pertanyaan mengandung tanggapan yang memiliki makna dalam menguji hipotesis.[17]
Metode dalam aplikasinya dipakai untuk mencari data dari responden, yakni ibu-ibu rumah tangga anggota pengajian agama Islam di Gringging.
b.      Metode wawancara
Metode wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).[18]
Dalam metode wawancara secara garis besar ada 3 macam pedoman wawancara, yaitu :
1)      Pedoman interview bebas
2)      Pedoman interview terpimpin
3)      Pedoman interview bebas terpimpin.[19]
Sedangkan dalam penelitian ini penulis menggunakan pedoman wawancara terpimpin Metode ini penulis gunakan untuk wawancara dengan sebagian perangkat desa, pembina-pembina dan pengurus pengajian muslimat di Gringging.
c.       Metode observasi
Seringkali orang mengartikan observasi sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.[20]
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi untuk mencatat fenomena-fenomena yang sedang diselidiki yang bekerjasama dengan pelaksanaan pengajian muslimat bagi kaum ibu di Gringging.
d.      Metode dokumentasi
Metode dokumentasi dipakai sebagai metode embel-embel yang dimaksud metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal/variabel yang berupa buku-buku catatan, transkip, majalah, dokumen, notulen rapat dan sebagainya.[21]
Metode ini penulis gunakan untuk mendapat data yang bersifat administratif yang ada di Gringging, Desa Samirejo dan data administratif atau mencatat dan mempelajari dokumen yang ada.



e.       Library research
Library research yaitu suatu riset kepustakaan.[22] Maksudnya yaitu data-data yang diperoleh dari buku-buku/karya ilmiah yang relevan dengan permasalahannya yakni problem pelatihan keagamaan.
3.      Metode Analisa Data
Analisa data yaitu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih gampang dibaca dan diinterprestasikan. Dalam proses ini sering dipakai proses statistik.[23]
Untuk menganalisa data yang bersifat kualitatif dipakai metode deskriptif analitis dengan menggunakan cara berfikir induktif dan deduktif.
Yang dimaksud dengan metode berfikir induktif yaitu cara berfikir yang berangkat dari fakta yang khusus, kasatmata untuk ditarik suatu generalisasi/kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan metode deduktif yaitu perolehan data/keterangan yang bersifat umum, kemudian diolah untuk mendapat rincian yang bersifat khusus.[24]
Untuk menganalisa data yang bersifat kuantitatif, pengolahan datanya menggunakan data non statistik  yaitu dengan mencari persentase, proporsi dan ratio.analisis ini,ada orang yang menyebutnya  sebagai analisis statistik sederhana.[25]    Dengan rumus sebagai berikut:



P =  X 100 %
Keterangan :
P          : Angka persentase
F          : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N         : Jumlah individu/responden
100 %  : Jumlah presentase keseluruhan dari jumal jawaban.[26]

G.    Sistematika Pembahasan

Dalam menyusun skripsi ini pembahasan dibagi dalam beberapa bab. Sebelum pecahan pertama terdapat beberapa lampiran yakni halaman judul, nota pembimbing, pengesahan, halaman motto, kata pengantar. Pada pecahan ini berisi :
BAB     I         :



BAB     II       :




BAB     III      :







BAB     IV      :

BAB     V       :
Berisikan pendahuluan, meliputi latar belakang, pengakuan judul atau istilah, rumusan masalah, alasan pemilihan judul, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Pelaksanaan pelatihan keagamaan dan pengamalan agama Islam .
Bab ini membahas landasan teori yang berisi:
A.    Ruang lingkup pelatihan keagamaan
B.     Pengamalan agama Islam
Tinjauan umum ihwal Dukuh Gringging Desa Sambirejo Dawe Kudus. Bab ini berisi ihwal
A.    Gambaran umum wilayah penelitian yakni Dukuh Gringging, Desa Sambirejo Dawe Kudus.
B.     Penyajian data hasil penelitian yakni tujuan pelaksanaan pembinaan, pengasuh pelatihan keagamaan, materi, metode, faktor pendukung dan penghambat serta cara pemecahannya.
Analis data berisi ihwal analisa pendahuluan, analisa uji hipotesis, dan analisa lanjutan.
Penutup, berisi ihwal kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.
Kemudian pada pecahan selesai ini meliputi daftar pustaka, daftar riwayat hidup penulis serta lampiran-lampiran.

DAPATKAN SKRIPSI LENGKAP DENGAN SMS KE 08970465065
KIRIM JUDUL DAN ALAMAT EMAIL SERTA KESIAPAN ANDA UNTUK MEMBANTU OPRASIONAL KAMI
GANTI OPRASIONAL KAMI 50rb SETELAH FILE TERKIRIM


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Islam, PT. Al Ma’arif, Bandung, 1989.
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997.
Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2000.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, CV. Asy-Syifa’, Semarang.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia     Edisi II, Balai Pustaka, Jakarta, 1990.
Hadari Nawawi, Pendidikan dalam Islam, Al-Ikhlas, Surabaya, 1993.
Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung.
Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Bina Aksara, Jakarta, 1982.
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Yogyakarta, 1989.
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1989.
Nasruddin Razak, Dienul Islam, Al-Ma’arif, 1989.
S. Wojowasito dan WJS. Poerwodarminto, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Hasta, Bandung, 1989.
Siti Laswati, Cara-cara Pembinaan Umat Beragama dalam Masyarakat untuk Menunjang Pembangunan Nasional, Proyek Pembinaan Kemahasiswaan, Depag RI, Jakarta, 1981.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1993.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987.
__________, Metodologi Research II, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987.




[1] Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Islam, PT. Al Ma’arif, Bandung, 1989, hlm. 128.
[2] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, CV. Asy-Syifa’, Semarang, hlm. 216.
[3] Ibid, hlm. 862
[4] Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung, hlm. 35.
[5] Siti Laswati, Cara-cara Pembinaan Umat Beragama dalam Masyarakat untuk Menunjang Pembangunan Nasional, Proyek Pembinaan Kemahasiswaan, Depag RI, Jakarta, 1981, hlm. 23.
[6] Hadari Nawawi, Pendidikan dalam Islam, Al-Ikhlas, Surabaya, 1993, hlm. 204.
[7] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit., hlm. 134.
[8] Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Bina Aksara, Jakarta, 1982, hlm. 43.
[9] Hamka (Haji Abdul Karim Malik Abdullah), Tasawwuf Modern, Pustaka Panji Mas, Jakarta, 1987, hlm. 75.
[10] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit., hlm. 365.
[11] Ibid, hlm. 816.
[12] Ibid, hlm. 1060.
[13] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit. hlm. 29.
[14] Nasruuddin Razak, Dienul Islam, Al-Ma’arif, Bandung, 1989, hlm. 61.
[15] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hlm. 107.
[16] Ibid, hlm. 124.
[17] Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2000, hlm. 95.
[18] Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1989,       hlm. 234.
[19] Suharsimi Arinkunto, Op. Cit., hlm. 127.
[20] Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987, hlm. 136.
[21] Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 131.
[22] Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987, hlm. 136.  
[23] Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Yogyakarta, 1989, hlm. 263.
[24] Sutrisno Hadi, Op. Cit., hlm. 42.
[25] Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 348.
[26] Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hlm. 40-41

0 Response to "√ Training Keagamaan Ibu Rumah Tangga Dalam Peningkatan Pengalaman Agama Islam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel