√ Analisa Tingkat Kejadian Stomatitis Pada Penderita Tunanetra
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tunanetra ialah seseorang yang mempunyai kendala dalam penglihatan atau tidak berfungsinya indera penglihatan. Di Indonesia, kaum tunanetra secara stereotip digambarkan sebagai seseorang yang tidak berdaya, tidak mandiri, dan menyedihkan. Sehingga terbentuk pandangan dikalangan masyarakat bahwa para kaum tunanetra itu patut dikasihani, selalu membutuhkan proteksi dan bantuan.
Selama ini sikap dan pandangan masyarakat yang negatif itu mengakibatkan para dewasa tunanetra kurang percaya diri, menjadi rendah diri, minder dan merasa tidak berguna. Hal ini akan berakibat pada aktualisasi dan pengembangan potensi kepribadian menjadi terhambat, sehingga dewasa tunanetra menjadi pesimis dalam menghadapi tantangan, takut dan khawatir dalam memberikan gagasan, ragu-ragu dalam memilih pilihan dan mempunyai sedikit cita-cita untuk bersaing dengan orang lain.
Setiap makhluk hidup, termasuk manusia, mempunyai tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi, baik kebutuhan fisik, psikis, maupun sosial. Tuntutan kebutuhan menciptakan seseorang aktif dan terus aktif hingga situasi seseorang dan lingkungan diubah untuk meredakan kebutuhan tersebut. Beberapa tuntutan kebutuhan disertai dengan emosi atau perasaan tertentu dan seringkali disertai dengan perilaku/tindakan instrumental tertentu yang efektif untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan.
Seseorang yang mempunyai ketaknormalan biasanya disebut dengan kondisi luar biasa. Pada umumnya, yang termasuk dalam kondisi luar biasa ialah seseorang atau individu yang mengalami cacat baik jasmani maupun rohani, berupa kelainan fisik, mental, ataupun sosial, sehingga mengalami kendala dalam mencapai tujuan atau kebutuhan dalam hidupnya.
Seorang tunanetra, dalam kondisinya yang khusus atau luar biasa dengan banyak sekali kesulitannya, sering menghadapi banyak sekali duduk kasus lantaran kendala dalam fungsi penglihatannya.
Dengan citra kondisi menyerupai diatas, maka sudah sanggup dilihat bagaimana sulitnya penderita tunanetra membangun semangat dan rujukan hidupnya. Termasuk dalam rujukan hidup kesehatan penderita tunanetra itu sendiri, terkhusus dalam kesehatan gigi dan mulutnya.
Dalam kaitannya dengan stomatitis, dengan memperhatikan faktor penyebab terjadinya stomatitis, maka penderita tunanetra seharusnya memperoleh perhatian yang lebih lagi. Mengingat rujukan hidup dan lingkungan penyandang tunanetra yang sangat mendukung terjadinya stomatitis.
Stomatitis itu sendiri ialah lesi yang timbul di rongga verbal yang disebabkan oleh penurunan daya tahan badan yang sanggup dipicu oleh beberapa faktor antara lain akhir defisiensi nutrisi, kebiasaan hidup yang kurang memperhatikan kesehatan gigi dan mulut, akhir kebiasaan jelek (badhabbit), sehingga virus dan basil gampang menyerang jaringan lunak rongga mulut. Penyakit ini sangat mengganggu dengan rasa sakit dan menyerupai terbakar, menciptakan penderitanya susah makan dan susah minum.
Stomatitis sanggup menyerang siapa saja, tidak mengenal umur maupun jenis kelamin. Biasanya kawasan penggalan dalam, bibir penggalan dalam, pengecap serta di langit-langit.
I.2 Dasar Pemikiran
Dengan memperhatikan faktor penyebab terjadinya stomatitis berupa defisiensi nutrisi, kebiasaan hidup yang kurang memperhatikan kebersihan gigi dan mulut, kebiasaan jelek (badhabbit), trauma, infeksi, dan penyakit sistemik, maka penulis ingin mengetahui dan menandakan apa bergotong-royong yang menjadi penyebab paling secara umum dikuasai terjadinya stomatitis pada penderita tunanetra.
I.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui tingkat kejadian dan faktor yang mempengaruhi terjadinya stomatitis pada penderita tunanetra.
0 Response to "√ Analisa Tingkat Kejadian Stomatitis Pada Penderita Tunanetra"
Post a Comment