√ Dampak Minat Santri Terhadap Minat Pendidikan Ketrampilan Di Pondok Pesantren


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Dunia cerdik balig cukup akal ini termasuk Indonesia masih dilanda krisis global yang berkepanjangan terutama dalam kehidupan ekonomi dan finansial. Tentunya diperlukan krisis ekonomi global tersebut akan secepatnya sanggup berlalu. Pasca krisis ekonomi tentunya kita akan membutuhkan tenaga-tenaga profesional di dalam kualitas yang semakin tinggi dan dalam jumlah yang memadai.[1] Untuk itu setiap jadwal pendidikan hendaknya tidak sekedar memperlihatkan pengembangan dalam ilmu pengetahuan semata, namun bagaimana seharusnya bisa pula mewujudkan bentuk pendidikan profesional atau pendidikan ketrampilan.
Pesantren merupakan forum pendidikan yang berakar panjang pada budaya bangsa Indonesia. Dari segi historis, pesantren tidak hanya makna keislaman, tetapi juga keaslian (Indegenous) Indonesia, alasannya yakni forum serupa sudah terdapat pada masa kekuasaan Hindu Budha, sedangkan Islam meneruskan dan mengislamkan.[2] Disamping merupakan sentra pendidikan keagamaan, pesantren juga berperan dalam mengatakan pelayanan sosial pada masyarakat di sekitarnya. Dalam rangka mengatakan pelayanan sosial tersebut, pondok pesantren melengkapi dirinya dengan komponen-komponen pendidikan yang lain menyerupai ketrampilan, kesehatan dan lain sebagainya. Demikian pula guna lebih meningkatkan peranan pondok pesantren dalam ikut serta mensukseskan pembangunan nasional, pihak pemerintah dan pemimpin pesantren menyadari betul akan eksistensinya di dalam masyarakat. Sehingga pada beberapa tahun terakhir, tepatnya semenjak Pelita ke-2 pemerintah menganjurkan untuk menyelenggarakan komponen materi pendidikan suplemen menyerupai pendidikan ketrampilan dengan tujuan untuk membekali santrinya untuk hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Tetapi pada realisasinya belum seluruhnya pesantren mendapatkan tawaran pemerintah, alasannya yakni masih terlalu banyak ditemui fenomena-fenomena antara lain sebagai berikut :
  1. Masih banyak pesantren yang sekedar mengajarkan pendidikan agama saja dengan sistem tradisional yang melekat, dan secara tidak pribadi mengatakan kode bahwa teladan pendidikan selama ini yang diterapkan pesantren belum sanggup memenuhi impian masyarakat luas. Bahkan kesan yang muncul yakni output yang dihasilkan pesantren hanya sekedar wawasan sempit yang berupa konsep serta tidak adanya jenis ketrampilan kerja secara khusus.
  2. Sebagian dari pelaksana jadwal pendidikan ketrampilan di pesantren mengalami hambatan-hambatan yang berupa pendanaan, sarana prasarana dan tenaga andal yang memadai.
Dari adanya fenomena di atas, pertanyaan yang muncul lebih konkrit yakni :
  1. Mungkinkah pesantren akan mempertahankan teladan tradisionalnya hingga ke depan, sedangkan tantangan hidup yang berkembang di masyarakat bukan sekedar balasan yang berupa konsep semata, tapi juga pemenuhan kebutuhan yang sifatnya riil.
  2. Apakah dengan memasukkan pendidikan ketrampilan, pesantren bisa membekali santrinya untuk menentukan jenis pekerjaan yang ada di masyarakat nantinya.
Sehubungan dengan permasalahan di atas, penulis mencoba membahas dan mengkaji lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Minat Santri Terhadap Pendidikan Ketrampilan di Pondok Pesantren Nurul Huda Desa Tegal Sambi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara (Periode 2003/2004)”.

B.     Penegasan Istilah

Untuk menghindari kekaburan dan kesalahpahaman dalam skripsi ini, maka penulis perlu mengatakan klarifikasi sebagai penegasan terhadap istilah yang digunakan dalam judul skripsi ini. Adapun dari judul di atas yang dianggap perlu penegasan yakni sebagai berikut :
1.      Pengaruh                           : Daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu/orang, benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.[3]
2.      Minat santri                       : Minat sendiri yakni kecenderungan jiwa ke arah sesuatu, lantaran sesuatu itu memiliki arti bagi kita, sesuatu itu sanggup memenuhi kebutuhan kita dan sanggup menyenangkan kita.[4]
Sedangkan santri ialah istilah yang digunakan pada subyek didik di pondok pesantren.
Kaprikornus minat santri sanggup diartikan sebagai kecenderungan jiwa santri ke arah sesuatu, di mana sesuatu itu memiliki arti bagi santri untuk memenuhi kebutuhan dan kesenangannya.
3.      Pendidikan ketrampilan    : Pendidikan yakni proses pengalaman yang menghasilkan pengalaman yang mengatakan kesejahteraan pribadi, baik lahiriah maupun batiniah.[5]
                                                   Ketrampilan yakni kecakapan atau kemampuan untuk melaksanakan sesuatu dengan baik atau cermat dengan keahlian.[6]
                                                   Kaprikornus pendidikan ketrampilan yakni suatu pendidikan atau latihan praktek yang memungkinkan seseorang mendapatkan sesuatu keahlian kerja, sehingga diperlukan sanggup berdiri atau berwiraswasta.
Dengan demikian terang bahwa maksud dari kajian judul di atas yakni merupakan suatu jenis penelitian yang berupaya untuk mengetahui sejauh mana dampak minat santri terhadap pendidikan ketrampilan di pondok pesantren Nurul Huda Desa Tegal Sambi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara (Periode 2003/2004).

C.    Rumusan Masalah

Berdasarkan inspirasi dasar atau latar belakang problem yang penulis kemukakan, maka sanggup dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut :
1.      Apakah jenis-jenis pendidikan ketrampilan yang disediakan pondok pesantren Nurul Huda ?
2.      Bagaimana variasi minat santri dalam mengikuti pendidikan ketrampilan di pondok pesantren Nurul Huda ?
3.      Sejauhmana dampak antara minat santri terhadap pendidikan ketrampilan di pondok pesantren Nurul Huda Kecamatan Tahunan ?

D.    Hipotesis

Menurut Sutrisno Hadi, hipotesis yakni dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah.[7]
Adapun hipotesis yang penulis ejekan yakni ada dampak positif antara minat santri terhadap pendidikan ketrampilan di pondok pesantren Nurul Huda Desa Tegal Sambi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara (Periode 2003/2004).
Karena hipotesis merupakan suatu balasan yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian hingga terbukti data yang terkumpul,[8] maka dipandang perlu mengadakan penelitian secara empirik pada penggalan analisis data untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan.

E.     Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.      Tujuan Penelitian
a.       Untuk mengetahui jenis-jenis pendidikan ketrampilan yang tersedia sebagai pilihan santri.
b.      Untuk mengetahui variasi minat santri terhadap pendidikan ketrampilan di pondok pesantren Nurul Huda.
c.       Untuk mengetahui sejauh mana dampak minat santri terhadap pendidikan ketrampilan di pondok pesantren Nurul Huda Desa Tegal Sambi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara (Periode 2003/2004).

2.      Kegunaan Penelitian
a.       Dengan hasil penelitian ini diperlukan santri bisa menambah minat dan motivasinya untuk mengikuti pendidikan ketrampilan dengan sungguh-sungguh.
b.      Dan bagi pengelola pondok pesantren diperlukan bisa mengatakan kesempatan yang lebih luas serta meningkatkan upaya pelaksanaan pendidikan ketrampilan yang layak bagi para santrinya.
c.       Dapat sebagai materi informasi bagi yang kebetulan memerlukan dalam rangka meningkatkan semangat para santri untuk mewujudkan kehidupan yang selaras dan seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani.

F.     Metodologi Penelitian

Menurut Drs. Wahyu MS, metode yakni cara kerja untuk sanggup memahami suatu obyek. Metode penelitian yakni suatu cara untuk memahami suatu obyek penelitian.[9]

1.      Metode Penentuan Obyek Penelitian
Adapun yang penulis jadikan obyek penelitian yakni keseluruhan santri di pondok pesantren Nurul Huda Desa Tegal Sambi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara (Periode 2003/2004).
a)      Populasi
Dalam melaksanakan penelitian, ada penelitian yang menggunakan seluruh unit, dan ada juga yang hanya mengambil sebagian saja dari seluruh obyek yang diselidiki. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap sebagian obyek tersebut sanggup meliputi dan berlaku bagi seluruh obyek. Keseluruhan obyek penelitian itu disebut populasi.
Adapun penelitian sendiri berdasarkan Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA yakni sebagai berikut : “Semua individu untuk semua kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan”.[10] Sedangkan berdasarkan Suharsimi Arikunto beropini bahwa populasi yakni “Keseluruhan obyek penelitian”.[11]

b)      Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto mendefinisikan sampel yakni sebagian atau wakil populasi yang diselidiki.[12]
Berapa besarnya sampel yang harus diambil untuk mendapatkan data yang representatif. Dalam hal ini Masri Singarimbun mengemukakan : “……… Besarnya sampel dilarang kurang dari 10 % dan ada pula peneliti lain yang menyatakan besarnya sampel minimum 5 % dari jumlah satuan elementer populasi”.[13]
Sedangkan Suharsimi Arikunto lebih rinci menyatakan untuk menentukan besarnya sampel itu yakni sebagai berikut :
“………. Maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jikalau obyeknya besar (lebih dari 100) sanggup diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % lebih”.[14]

Di dalam penelitian ini penulis menemukan sampel      sejumlah 32 siswa dari jumlah populasi 160 atau sebesar 20 %          (15 % x 160 = 32). Dengan demikian besarnya sampel yang penulis menetapkan lebih memenuhi persyaratan data yang representatif.

2.      Variabel Penelitian
Variabel yakni obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.[15] Memahami variabel dan kemampuan menganalisis setiap variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub variabel) merupakan syarat mutlak bagi penelitian dengan memahami secara terang permasalahan yang diteliti.
Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :
a)      Minat santri sebagai variabel penyebab/variabel bebas atau independent variable (variabel x)
b)      Pendidikan ketrampilan sebagai variabel akibat/variabel terikat atau dependent variable (variabel y)

3.      Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang sanggup dipertanggungjawabkan dalam menyusun skripsi ini penulis menggunakan data-data atau keterangan-keterangan perihal tata cara mengadakan penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research).
Penelitian lapangan merupakan metode yang menemukan secara spesifik dan realistik apa yang terjadi pada suatu dikala di tengah masyarakat.[16] Penelitian ini digunakan untuk memperoleh data yang berasal dari lapangan. Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data sebagai materi pembuatan skripsi, dalam hal ini penulis memutuskan metode sebagai berikut :

a)      Metode interview
Metode interview yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian.[17] Metode ini penulis tujukan :
1)      Pemimpin pondok pesantren dan pengurusnya, sedang data yang ingin penulis peroleh antara lain perihal situasi umum sekolah yang meliputi : sejarah berdirinya, nama dan statusnya, perkembangannya, keadaan para ustadz dan pengelola, keadaan para santri dan sebagainya.
2)      Ustadz pondok pesantren Nurul Huda Desa Tegal Sambi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara Periode 2003/2004.
3)      Santri pondok pesantren Nurul Huda Desa Tegal Sambi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara Periode 2003/2004. Adapun data yang ingin penulis peroleh yakni perihal dampak minat santri terhadap pendidikan ketrampilan santri pondok pesantren Nurul Huda di atas.

b)      Metode angket
Metode angket yaitu suatu alat pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis atau daftar pertanyaan tertulis yang harus dijawab dengan tertulis juga.[18]

c)      Metode observasi
Metode observasi yaitu metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan yang sistematis mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki.[19]
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data perihal kekerabatan minat santri terhadap pendidikan ketrampilan.

d)     Metode dokumentasi
Metode dokumenasi yaitu metode yang dipergunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, prasasti, notulen, kegiatan dan sebagainya.[20]
Metode ini digunakan untuk memperoleh dokumen-dokumen penting dari pesantren, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.

e)      Metode analisis data
1)      Analisis pendahuluan
Analisis pendahuluan yaitu dengan menyusun tabel distribusi frekuensi dari setiap variabel yang terdapat dalam penelitian.
2)      Analisis uji hipotesis
Analisis ini untuk menguji distribusi frekuensi yang telah disusun dalam analisis pendahuluan, yaitu dengan menggunakan analisis statistik rumus kekerabatan product moment yaitu : [21]
Keterangan :
rxy  : Koefisien kekerabatan product moment
xy  : Perkalian antara x dan y
x    : Variabel minat santri
y    : Variabel pendidikan ketrampilan
N   : Jumlah responden yang diteliti
S    : Sigma/jumlah

3)      Analisis lanjut
Analisis lanjut merupakan langkah terakhir yang dilakukan sesudah hasil dari analisis uji hipotesis tersebut diketahui, yaitu mengatakan interpretasi terhadap r0 : rt, baik untuk taraf signifikansi 5 % maupun 1 % dengan mencari df-nya terlebih dahulu. Apabila telah diketahui df-nya, kemudian diperoleh r0 > rt berarti signifikan. Kaprikornus ada kekerabatan antara minat santri terhadap pendidikan ketrampilan, sebaliknya jikalau r0 < rt berarti non signifikan, maksudnya tidak ada hubungan.

G.    Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memudahkan pembahasan atau untuk mengetahui citra secara umum skripsi ini, perlu kiranya penulis ketengahkan sistematikanya, yang dalam hal ini dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu : penggalan muka, penggalan isi dan penggalan akhir.
1.      Bagian Muka
Pada penggalan muka terdiri dari : halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel.

2.      Bagian Isi
Bagian isi ini terdiri dari :
Bab I      :  Pendahuluan
                  Pendahuluan berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, hipotesis, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II     : Landasan Teori
                  Dalam penggalan ini diuraikan mengenai minat santri, pendidikan ketrampilan dan kekerabatan keduanya, meliputi : minat santri yang meliputi : pengertian minat, macam-macam minat, faktor-faktor yang mensugesti minat. Kemudian penyelenggaraan pendidikan ketrampilan di pondok pesantren meliputi : pendidikan ketrampilan di pondok pesantren, taktik training pondok pesantren meliputi : pendidikan ketrampilan, tujuan institusional pondok pesantren dan kendala-kendala dalam training pondok pesantren melalui pendidikan ketrampilan yang meliputi : tenaga pendidik (ustadz), anak didik (santri), fasilitas.
Bab III   : Penyajian Data
                  Dalam penggalan ini merupakan laporan hasil penelitian yang terdiri dari : situasi umum pondok pesantren Nurul Huda Tegal Sambi yang meliputi sejarah berdiri dan perkembangannya, struktur organisasi, daftar guru (ustadz) dan pengurus, daftar santri, keadaan minat santri, proses pelaksanaan pendidikan ketrampilan pondok pesantren Nurul Huda Tegal Sambi.

Bab IV   : Analisis Data
                  Analisis data meliputi analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut.
Bab V     : Penutup
                  Penutup meliputi kesimpulan penelitian, saran dan penutup.

3.      Bagian Akhir
Di penggalan final dari skripsi ini terdiri dari : daftar ralat, daftar pustaka, daftar riwayat hidup dan daftar lampiran-lampiran.

DAFTAR  PUSTAKA

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Al-Ma’arif, Bandung, Cet. VIII, 1989.
A. R. Tilaar, Pendidikan Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1999.
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, Usaha Nasional, Surabaya.
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research Sosial, Alumni, Bandung, 1983.
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1988.
Muhaimin, MA, Pemikiran Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Bandung, 1997.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Bina Aksara, Jakarta.
________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1998.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Andi Offset, Yogyakarta, 1993.
___________, Metodologi Research I, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1973.
___________, Statistik II, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1998.
W.J.S. Purwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pusat Pengembangan Bahasa, Balai Pustaka, Jakarta, 1986.
Wahyu, MS, Petunjuk Mudah Membuat Skripsi, Usaha Nasional, Surabaya, 1989.
Wasty Soemanto, Pendidikan Wiraswasta, Bina Aksara, Jakarta, 1984.



DAPATKAN SKRIPSI LENGKAP DENGAN SMS KE 08970465065
KIRIM JUDUL DAN ALAMAT EMAIL SERTA KESIAPAN ANDA UNTUK MEMBANTU OPRASIONAL KAMI
GANTI OPRASIONAL KAMI 50rb SETELAH FILE TERKIRIM



[1] A. R. Tilaar, Pendidikan Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1999, hlm. 216.
[2] Muhaimin, MA, Pemikiran Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Bandung, 1997, hlm. 297.
[3] W.J.S. Purwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pusat Pengembangan Bahasa, Balai Pustaka, Jakarta, 1986, hlm.
[4] Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Al-Ma’arif, Bandung, Cet. VIII, 1989, hlm. 88.
[5] Wasty Soemanto, Pendidikan Wiraswasta, Bina Aksara, Jakarta, 1984, hlm. 21.
[6] W.J.S. Purwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1986, hlm. 1088.
[7] Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1973, hlm. 63.
[8] Ibid, hlm. 63.
[9] Wahyu, MS, Petunjuk Mudah Membuat Skripsi, Usaha Nasional, Surabaya, 1989, hlm. 39.
[10] Sutrisno Hadi, Statistik II, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1998, hlm. 70.
[11] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Bina Aksara, Jakarta, hlm. 63.
[12] Ibid, hlm. 104.
[13] Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1988, hlm. 106.
[14] Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm. 107.
[15] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hlm. 177.
[16] Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research Sosial, Alumni, Bandung, 1983, hlm. 21.
[17] Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Andi Offset, Yogyakarta, 1993, hlm. 63.
[18] Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, Usaha Nasional, Surabaya, hlm. 105.
[19] Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm. 146.
[20] Ibid, hlm. 149.
[21] Sutrisno Hadi, Op. Cit, hlm. 289.

0 Response to "√ Dampak Minat Santri Terhadap Minat Pendidikan Ketrampilan Di Pondok Pesantren"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel